Berbicara tentang keperempunan, sempat beberapa kali merasa bingung apa yang mau dibicarakan .mungkin ini dikarnakan saya sendiri sebagai perempuan kurang begitu punya kepekaan terhadap masalah perempuan. Tapi ternyata kalau kita mau tekun mengamati perkembangan wacana, realitas kekinian berbicara, sangat banyak sekali pemasalahan bangsa ini. masalah politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan pada bidang-bidang kehidupan yang lain. belum kalau kita lihat perspektif bingkai islam sepertinya semua bidang tersebut status permasalahannya menjadi krisis karena segala kebijakannya tidak lagi sesuai dengan idealis kehidupan aturan islam. terlebih tidak dapat disembunyikan bahwa permasalahan kefahaman internal kita akan ajaran islam sendiri kurang begitu bagus bahkan bisa jadi statusnya jauh. Hal ini bisa kita lihat sirkulasi permasalahan perempuan derajatnya semakin tinggi. mulai dari kasus penganiayaan buruh migrant perempun, pelecehan dan pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, tingginya kematian ibu melahirkan dan bayinya, kanker pada alat refroduksi, buta huruf, putus sekolah pada kaum perempuan, pornograpi pornoaksi dan masalah-masalah yang lain, permasalahan ini adalah permasalahan bangsa dan umat. Sehingga kalau tidak ditangani secara serius bisa jadi faktor ini adalah salah satu penyebab bobroknya bangsa karena tidak terupayakan solusinya.
Berbicara mengenai Gerakan muslimah dalam pengertiannya sesungguhnya dalam Islam sudah ada pedoman sendiri mengenai gerakan-gerakan muslimah. Bagaimana dalam kisah para sahabat nabi dulu, sahabat perempuan juga saling bekerja sama untuk melakukan sesuatu bagi umat Islam pada umumnya. Kemudian ada sebagian kalangan yang menyatakan bahwa gerakan muslimah itu terinspirasi dari gerakan perempuan barat. Kenyataannya bukan terinspirasi akan tetapi jika ada yang baik dari barat kita dapat memperolehnya dan mungkin juga dilakukan. Belajar dari pengalaman barat tidak bertentangan dengan islam selagi apa yang diambil masih sesuai dengan aqidah islam. Hud maa shafa wada’ma kadar (ambil yang baik buang yang buruk). Kemudian mengenai gerakan feminisme, khususnya feminisme islam tidak bertentangan dengan islam. Karena perempuan muslimah pun perlu sadar dan mengetahui peluang-peluang dan hak-haknya. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari negara lain tentang gerakan muslimah ini salah satunya di Afrika Selatan sudah membuat Muslim Women Afrika, dan dari wadah itu para muslimah disana berbagi informasi dan berbagi peran.
Berangkat dari sebuah kerangka dasar bahwa muslimah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan generasi, maka pergerakan muslimah harus membuat pola dalam melakukan peran mencetak generasi dakwah yang kuat dan tangguh, landasan ini kemudian memunculkan berbagai peran bagi muslimah dalam berbaga aspek kehidupan. Baik seorang muslimah sebagai pribadi, sebagai seorang dalam keluarga, atau dalam lingkup masyarakat. namun yang akan kita bahas lebih khusus adalah peran kita sebagai seorang muslimah dalam lingkup seorang mahasiswa.
Mahasiswa Muslimah KAMMI sebagai asset masa depan, punya satu nilai lebih dari yang lainnya, yaitu sebagai mahasiswa muslimah siyasi yang gerakannya sangat diharapkan sesuai dengan visi misi atau cita-cita KAMMI; melahirkan kepemimpinan Muslimah dan membentuk masyarakat islami. Kontribusi kita sebagai elemen gerakan adalah memperbaiki umat dengan agenda-agenda perempuan walaupun dirasa belum cukup mampu untuk melaksanakanya. Ini menjadi tanggung jawab kita selaku kader muslimah KAMMI. sebagai evaluasi untuk stabilitas kontribusi muslimah KAMMI yang mungkin dirasa penyikapan terhadap isu perempuan tidak terlalu fokus digarap untuk bisa konsen didiskusikan dan diterjemahkan pada masyarakat. Maka dengan nilai lebih tadi kita sebagai kader mahasiswa muslimah siyasi, hendaknya senantiasa selalu terus belajar memenuhi muwashafat/kapasitas sebagai kader KAMMI agar gerak kita produktif dengan amanah dimana kita ditempatkan dan sesuai dengan tuntutan marhalah/tuntutan dakwah.dan akhirnya peran awal yang harus kita benahi adalah memenuhi kapasitas individu untuk melahirkan eksistensi pergerakan. Karena ternyata, sebuah eksistensi tidak akan bisa terwujud ketika karakter kapasitas yang menggerakannya tidak dipenuhi. karnanya secara umum ada dua karakter yang harus dipenuhi:
A. Muwashafat karakter personal Kader KAMMI
1. Memiliki pengetahuan keislaman
2. Memiliki kredibilitas Moral
3. Wawasan keindonesiaan
4. Kepakaran dan profesionalisme
5. Kepemimpinan
6. Diplomasi dan jaringan
B. Muashafat Karakter Pergerakan Muslimah KAMMI
1. Independent (memiliki sikap yang tegas terhadap tekanan dan interfensi
pihak manapun)
2. Leader dalam isu keperempuanan.
3. mengedepankan solusi aplikatif
4. kerjasama dalam kemandirian (bekerjasama dengan tetap mengedepankan
kemandirian)
5. berdampingan dalam media (membina hubungan yang saling
menguntungkan denga media)
6. tidak eksklusif (terbuka dalam bekerjasama dengan berbagai pihak)
Keteladanan para shabiyah sebagai uswah bagaimana seorang perempuan bergerak adalah sebuah keniscayaan fitrah perempuan yang harus kita laksanakan yaitu penyadaran diri muslimah tentang hakikat fungsinya sebagai ibu bagi keluarganya, bagi generasi dan bagi masyarakatnya. artinya peran-peran atau aktifitas nya harus berlandaskan bagaimana keluarga intinya menjadi wadah utama pembentukan manusia-manusia unggul yang baru. Karena akan menjadi sebuah ketawazunan dengan sentuhannya aktifitas publiknya sebagai inspirator, motivator dan eksekutor untuk terwujudnya generasi bangsa yang bermoral dan mandiri. Karena hal ini berkaitan dengan kabar dari Allah dari al-Qur’an yang mengutus manusia untuk menjadi khalifah
Wallahu 'alam bisshawab.

berusahalah jadi muslimah yang produktif!!!!!
BalasHapus