SELASA, 10 NOVEMBER 2009 | 04:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Departemen Agama sebagai penyelenggara ibadah haji merespons dengan sigap kompleksitas persoalan yang muncul seiring pembangunan dan perubahan di Arab Saudi.
Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu dalam pengantar rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/11). ”Seiring pembangunan dan perubahan di Arab Saudi, sering kali kita jumpai kebijakan dan peraturan yang berubah. Tentu memerlukan penyesuaian untuk merespons perubahan peraturan dan kebijakan itu,” ujar Presiden.
Presiden mencontohkan, pengembangan kota Mekkah dan Madinah tentu berakibat terhadap pemondokan jemaah haji, manajemen transportasi, dan sebagainya. ”Sepertinya tidak terlalu besar persoalannya, tetapi pada praktiknya persoalan itu juga cukup kompleks. Belum lagi masalah-masalah teknis yang ada di Tanah Suci itu sendiri,” ujarnya.
Seusai rapat terbatas, Menteri Agama Suryadharma Ali menuturkan, salah satu perbaikan yang dilakukan adalah pemondokan untuk jemaah haji.
Pada lingkar pertama, jarak terjauh pemondokan dari Masjidil Haram adalah 2 kilometer, sedangkan pada lingkar dua, jarak terjauh 7 kilometer. Tahun ini pemondokan yang berjarak hingga 2 kilometer ada 115 rumah, meningkat dari 81 rumah pada tahun 2008.
Pemondokan berjarak 5-7 kilometer pada 2009 berkurang dibandingkan dengan 2008. ”Tak ada jemaah untuk jarak yang lebih dari 7 kilometer,” katanya.
Mekkah mulai macet
Seiring semakin dekatnya puncak pelaksanaan ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah pada 26 November mendatang, jemaah haji dari berbagai pelosok dunia mulai memadati Mekkah. Kondisi tersebut membuat kemacetan di jalan-jalan di Mekkah.
Menurut Kepala Daerah Kerja Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Mekkah Subakin Abdul Muthalib di Mekkah saat dihubungi Kompas dari Jakarta, Senin, jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang sudah ada di Madinah mulai bergerak menuju Mekkah. Jemaah Indonesia ditargetkan paling akhir sampai di Mekkah pada 15 November.
”Begitu sampai di Mekkah, mereka langsung ditempatkan di pemondokan yang tersebar di 70 maktab (kelompok pemondokan) yang dikelola muassasah (lembaga layanan jemaah haji) Asia Tenggara,” katanya. (DAY/MZW)

seimbangkan pelayanan terhadap calon jemaah haji Indonesia karena sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia.
BalasHapus