Rabu, 30 Desember 2009

FORUM SYIAR KAJSTRA KAMMI UPI, bidang ekonomi

Perdaganangan bebas Cina-asean yang akan segera digulirkan 1 Januari mendatang walaupun beberapa pengusaha meminta penundaan, namun menurut ibu Menwiryanti selaku ketua umum PHRI itu akan berdampak kepada persaingan tenaga kerja dalam negeri, tetapi hal itu juga bisa menambah pendapatan dari penyewaan tempat tinggal

Kamis, 17 Desember 2009

Susunan Panitia Pelaksana Sekolah Politik KAMMI Komisariat UPI

Penanggung Jawab     : Susadi Nario
Ketua Pelaksana        : Aminurasid
Sekretaris                   : Neneng Maryam
Bendahara                  : Siti Aisyah
Acara                          : Lilis, Ridho, Iros, Yedi.
Logistik                       : Kardiyah, Andri, Hermansyah.
PDD                           : Aris, yuyus, hamdan, gina, ida.
Konsumsi                    : Aktris, febi, Zul, Arin.
Humas                        : Rahmat, Sadza, Ardi, Tifah, Upik

Selasa, 15 Desember 2009

Forum Syiar KAMMI UPI

Rasulullah bersabda: Apa yang kularang untuk kalian maka tinggalkanlah dan apa yang kuperintahkan kepada kalian, maka laksanakanlah sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan dan perselisihan terhadap para Nabi mereka

Minggu, 13 Desember 2009

AIR MATA RASULULLAH oleh : Dr. Yusuf Qordhawi

Tiba-tiba dari pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehlah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkan masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, ”Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggentarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggil Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah? Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu”. Syurga-syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,”kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:”Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sarakatul maut ini,” kata Rasulullah.
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?”Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar suara Rasullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibinya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku-peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu. “Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, umatii, ummatiii”-umatku, umatku, umatku”.
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang member sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.  

Sabtu, 12 Desember 2009

FORUM SYIAR KAJSTRA KAMMI UPI

terkadang sbuah keistiqomahan harus ditebus dengan harga yang sangat mahal.
Mengorbankan waktu, harta, tenaga, bahkan rasa. Begitupun yang dialami oleh orang-orang
terdahulu sebagaimana peristiwa asbabul kahfi atau ujian yang diambil oleh ibunda nabi ISa.
Jika mereka tidak istiqomah, mereka merugi. Tetapi mereka lebih memilih istiqomah, dan menjadi
orang-orang beruntung
Forum Syiar_KAMMI UPI_

Jumat, 11 Desember 2009

Politik seperti Air Dalam Gelas?




Dua kali saya berfikir apakah saya akan pergi menemui adik kelas saya yang sejak awal menolak pergerakan KAMMI, dia ingin berdiskusi mengenai seluk beluk syiasah Islamiyyah yang ingin di terapkan di Indonesia.
Dalam hati saya antara dua pilihan ”pergi atau tidak". Banyak saudara-saudara seperjuangan saya yang dari awal menyarankan untuk diam saja. Tapi saya orangnya tidak seperti itu, mendiamkan apa yang orang lain ingin tahu padahal saya tahu. Ini tantangan saya berada di departemen kajstra. Bismillah...malamnya saya mulai dengan melahap buku ”Saat Dakwah Memasuki Wilayah Politik” (afwan baru sempat baca...)
Bila masyarakat sudah membenci orang-orang miskin dan menonjol-nonjolkan kehidupan dunia serta rakus dalam mengumpulkan harta maka mereka akan ditimpa empat bencana: zaman yang berat, pemimpin yang lalim, penegak hukum yang khianat, dan musuh yang mengancam." (H.R Ad-Dailami)
Negara ini, Indonesia, saat ini sudah seperti khilafah Utsmaniyah (Ottoman) Turki sebelum runtuh pada tahun 1924: korup, rakyat miskin, militer lemah dan pemimpin memperkaya diri dan lupa dengan ajaran agung Islam yang diyakininya. Saat itu Turki Utsmani dengan sekian banyak kekalahan dan kebobrokannya pada Perang Dunia I hingga dijuluki para musuh Eropa Kristiani sebagai "the sickman from Europe" (si penyakitan dari Eropa).
Marilah kita merenung sejenak, menghadapkan berita dari Rasulullah SAW tersebut di atas melalui lisan para perawinya dan realitas di negeri kita serta sejarah khilafah Islamiah yang buram. Betapa dari empat bencana yang diungkapkan dalam hadist Rasulullah SAW maupun sejarah lampau tersebut, ada benang merah yang sama: POLITIK. Tentunya tidak sekedar pengertian politik yang biasa kita pantau sebatas koalisi atau bagi-bagi kursi, tetapi politik dalam artian yang luas dan sebenarnya. Bencana yang ditimpakan berupa sistem politik yang buruk dalam hal pengayoman dan kebutuhan dasar masyarakat. Turki Utsmani runtuh karena melupakan ajaran asasi Islam tentang politik.
Politik atau fiqh siyasah adalah bagian dari ulumul syar'i (ilmu agama) yang dalam Fiqh Islam terdapat dalam bab Imamah dan Jihad. Secara etimologi, fiqh siyasah adalah ilmu yang mengatur tentang urusan negara baik dalam negeri maupun luar negeri. Ruang lingkupnya adalah ri'ayah (memelihara); riasah (kepemimpinan); idaroh (manajemen); nizhom (peraturan); dan tahtid (program). Imam Ghazali sendiri berujar, "Syari'ah harus dilindungi dengan daulah (negara atau politik)."
Itu semua terkait dengan misi besar seorang Muslim yakni yang difirmankan Allah SWT: "Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang yang fasik." (Q.S Ali 'Imran, 3:110).
Sesuai dengan kaidah ushul fiqh: "Bila kewajiban tidak sempurna kecuali dengan sesuatu maka sesuatu itu adalah wajib hukumnya". Bila kewajiban menyeru ummat manusia tidak cukup berhasil atau efektif kecuali dengan politik maka politik adalah wajib hukumnya.
Kondisi umat islam yang berada dalam keterbelakangan, kekalahan siasah, keterpurukan budaya dan peradaban, disparitas social dan ekonomi, keterpecah belahan dan dominasi penjajah, menjadikan tugas utama gerakan dakwah merekonstruksi kepribadian muslim serta menegakkan kembali struktur dan sistem Islam di atas fondasi ideologi yang benar. Rekonstruksinya dengan mengagendakan perubahan-perubahan yang jelas bagi setiap pergerakan dakwah menuju pemberdayaan menyeluruh. Pertama pemberdayaan hal-hal yang bersifat ruhani dan mental. Kedua pemberdayaan hal-hal yang bersifat jasmani. Ketiga pemberdayaan yang menyangkut social. Keempat pemberdayaan yang berkaitan dengan ekonomi. Kelima pemberdayaan politik.
Sepanjang sejarahnya, gerakan dakwah yang terus menerus berkesinambungan itu dilakukan dengan menampilkan manhaj islami yang terpadu. Manhaj itu merupakan satu-satunya manhaj yang mampu menghadapi tantangan dan memiliki unsur-unsur pembentuk dan dinamika peradaban yang kokoh. Oleh karena itu, sekali lagi ditekankan, rekonstruksi kepribadian ummat, melancarkan gerakan kemanusiaan, mewujudakan kebangkian peradaban baru, dan beralih dari periode protes dan penyangkalan kepada periode memahami peran umat dengan segala persyaratan yang diperlukannya, harus menjadi agenda utama gerakan-gerakan dakwah dewasa ini.
Entah kenapa saya lebih sreg menyebutkan agenda perubahan itu sebagai ‘proyek peradaban islami’ sebagai tumpuan seluruh gerakan dakwah secara universal. Karena sasaran utamanya adalah memastikan tata nilai Islam benar-benar menjadi pengerti dan pemandu kehidupan umat manusia, juga mengendalikan identitas peradaban Islam di tengah-tengah kegalauan peradaban meterialistik sehingga akan terwujudnya kebaikan dan kesejahteraan seluruh umat manusia yang implikasinya sebagai rahmatan lilalamin.
Pada zaman sekarang sesungguhnya keberadaan politik sama halnya dengan teknologi. Keduanya netral dan bebas nilai ibarat air yang bening dalam gelas, yang akan berwarna sesuai apa yang kita masukkan ke dalamnya. Jika kita masukkan jus jeruk, ia akan berwarna kuning. Sementara jika kita masukkan air comberan maka hitamlah warna air itu. Bila politik dianggap kotor adalah karena diwarnai perilaku yang kotor. Maka kita berkewajiban menambah lebih banyak air bersih agar semakin beninglah air dalam gelas.
Ri'ayah (memelihara)
"........Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya........" (Q.S Al Maaidah, 5:32). Inilah yang dipraktekkan seorang Umar ibn Khattab sebagai khalifah yang rela berhitam-lebam punggungnya mengangkut berkarung-karung beras demi rakyatnya yang lapar. Ia pun salah seorang khalifah yang dicatat dengan tinta emas akan kebijakan-kebijakan administrasinya yang luar biasa dan berpihak pada kaum miskin, seperti menurunkan standar mahar (mas kawin) yang sangat selangit saat itu, dan menetapkan subsidi sosial dari baitul maal negara untuk rakyat miskin.
Kemudian yang mesti dilakukan pada saat ini adalah memberikan toleransi penuh kepada lawan-lawan siasah. Menghargai sarana-sarana mereka, puji mereka atas kebaikan yang terkandung dalam sarana-sarana tersebut, maklumi mereka jika melontarkan kritik keras yang menampakkan kebencian pribadi, manfaatkan kesempatan untuk saling memahami, serta berikan sepenuhnya hak-hak mereka tanpa mempersukar sesuai dengan keadilan dan undang-undang. Hal tersebut dapat diredakan oleh sikap lapang dada dan adil, mengibau kepada mereka untuk bersatu dan tolong menolong maka mereka akan menyambung seruan itu dengan tindakan.
Riasah (kepemimpinan)
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS Al Maaidah, 5:51).
Di madinah, sebuah negara yang baru terbentuk, nabi muhammad menjadi pemimpin siasah sekaligus menjadi pemimpin agama. Ia sebagai Nabi, Kepala Negara, Panglima Tertinggi, Hakim Agung dan pembentuk hukum. Kekuasaan dan wewenang yang dimilikinya berdasarkan misi kenabian dari perintah Allah. Di madinah, yang oleh Mc Donald disebut sebagai negara Islam pertama yang telah dimiliki dasar-dasar politik bagi perundang-undangan Islam pertama yang telah memiliki dasar-dasar politik bagi perundang-undangan islam, Nabi Muhammas Saw dalam kapasitasnya sebagai kepala negara telah menerapkan dasar-dasar dan sendi-sendi bagi sebuah pemerintahan.
Untuk mengefektifkan fungsi negara madinah beliau telah menetapkan sistem, bentuk pemerintahan dan perangkat-perangkat negara. Nabi Muhammad juga telah menyusun sebuah perjanjian yang berfungsi sebagai dasar hukum dan konstitusi sebuah negara. Melalui konstitusi yang disusunnya, Nabi muhammad telah berhasil menyatukan semua golongan yang menjadi penduduk Madinah.
Memilih pemimpin tidak sekedar atas prinsip demokrasi vox populi vox dei (suara rakyat suara Tuhan) yang sangat kita ragukan legitimasi akidahnya atas nama Islam. Tetapi memilih pemimpin adalah hal esensial yang akan dimintai pertanggungjawabannya di depan Allah di hari kiamat nanti. Bahkan sejarah Islam mencatat upacara pemakaman Rasulullah SAW pun tertunda karena prioritas pemilihan khalifah yang akan memegang tampuk kepemimpinan ummat selanjutnya. Jelas ini bukan sekedar kebetulan biasa. Ini jelas sebuah sinyal betapa pentingnya kehati-hatian dalam memilih pemimpin. Terlebih lagi bagi yang dipilih menjadi pemimpin di mana ia harus berlaku amanah dan tidak boleh meminta-minta jabatan. Seorang Umar ibn Khattab bahkan sepanjang masa pemerintahannya tidak bisa tidur lelap karena memikirkan nasib rakyatnya. "Jika ada ada seekor keledai sekalipun mati kelaparan di tepi sungai Eufrat (wilayah Irak sekarang), jelas itu tanggung jawabku yang akan aku pertanggungjawabkan di hari kiamat nanti."
Dalam ungkapan seorang tokoh pejuang nasional kita, KH Agus Salim yang hidup jujur dan sederhana seumur hidupnya dan berpantang hidup mewah, "leiden is lijden" (memimpin itu menderita). Seorang Agus Salim yang mantan menteri luar negeri pertama RI dan fasih berbicara sembilan bahasa itu wafat dalam kondisi miskin di sebuah rumah kontrakan tua di gang sempit di bilangan Jakarta.
Idaroh (manajemen)
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh." (QS Ash-Shaff, 61:4).
Terkait dengan poin 2 di atas, ada adagium manajemen menyatakan, "Leadership is how to do the right thing, and management is how to do the thing right" (kepemimpinan adalah bagaimana melakukan hal yang benar, dan manajemen adalah bagaimana melakukan hal dengan benar). Khalifah Ali bin Abi Thalib juga berkata, "Kebatilan yang terorganisasi akan mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisasi". Inilah problem ummat Islam. Kita tahu konsep dan teori namun kita lemah dalam kinerja dan pelaksanannya. Justru ummat di luar Islamlah yang lebih kongkret mewujudkan sesuatu yang asalnya bersumber dari Islam. Contohnya, seperti penjelajahan ruang angkasa yang dipelopori Uni Soviet dan Amerika Serikat meskipun Allah telah mengisyaratkannya dalam Surah Ar-Rahman ayat 33.
Nizhom (peraturan)
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab dan batu ujian terhadap kita-kitab tersebut, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang........" (QS. Al Maaidah, 5:48).
Kalangan aktivis siasah dan intelektual muslim mencoba memproyeksikan islam sebagai sebuah ideologi yang menjadi landasan perjuangan siasah dan pembentukan peradaban. Al-maududi, seperti juga intelektual muslim lainnya, yang telah menegaskan bahwa ideologi yang dibangunnya didasarkan kepada doktrin al-hakimiyyah li Allah (kedaulatan ilahiah). Menurut Karen Amstrong, ideologi yang dibangun al-maududi menghujam langsung ke persoalan modern dan menentang semua etos kaum sekuler, sebab Allah-lah pada hakikatnya yang mengatur seluruh urusan. Dai adalah pembuat undang-undang tertinggi. Oleh karena itu, manusia tidak mempunyai hak untuk membuat hukum demi mengatur kehidupannya.
Segala sesuatu ada aturannya. Bahkan burung bangau yang bermigrasi lintas benua pada setiap pergantian musim pun tertib mengikuti aturan terbang dalam pola huruf "V" bersama kawanannya. Tidak dapat semua dinisbikan atau dinihilkan atas nama demokrasi. Sesungguhnya batas kebebasan seseorang adalah hak orang lain.
Tahtid (program)
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (berpegang pada kebenaran). Dan sekali-kali bukanlah ia termasuk orang yang mempersekutukan Allah." (QS An Nahl, 16:120).
Selama tiga abad terakhir, siasah barat telah menjadi ideologi yang menyebabkan dunia islam terpaksa harus mengarungi perjuangan berat untuk melepaskan diri dari pengaruh kesadaran palsu yang telah berabad-abad lamanya mencengkram akal dan kebebasan berfikir. Dalam menghadapi tuntutan itu, semua gerakan dakwah hendaknya tetap berorientasi pada pembangunan masyarakat muslim. Gerakan dakwah sepanjang sejarahnya tidak boleh melalaikan setiap aspirasi nyata, bahkan harus selalu aspiratif terhadap cara pembangunan masyarakat muslim yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau membangun masyarakat di Madinah. Termasuk di dalamnya ialah melakukan perbaikan (ishlah) pada seluruh bidang kemasyarakatan yang telah mengalami pembusukan, serta memelihara kelangsungan dakwah dikalangan masyarakat muslim. Dalam prakteknya, proses ishlah yang dimaksud berwujud dakwah untuk kebaikan, amr ma’ruf nahi mungkar, dan penegakan sistem Islam dalam seluruh bidang kehidupan.
Selain unsur pemeliharaan, kepemimpinan, manajemen, aturan maka unsur pokok yang merupakan ujung tombak di lapangan adalah program. Kepedulian yang sedemikian tinggi serta kebijakan yang baik adalah nihil jika tidak ditindak lanjuti dengan langkah nyata di lapangan. Salah satu elemennya adalah keteladanan. Dengan keteladanan, orang akan melihat integritas seseorang dan bukti antara perkataan dan perbuatannya. Demikian banyak pemimpin di negeri ini gagal karena berbeda antara kata dan perbuatannya. Negeri ini pun terperosok karena kurangnya integritas pemimpin dan kalangan politisinya.
Sayyid Qutub memandang dalam perjalanan hidup Rosulullah terdapat empat tahapan dalam perjuangan dakwah yang harus diteladani secara utuh oleh kaum muslimin dalam upaya memperjuangakan tegaknya sistem Islam
Pertama Nabi Muhammad SAW membangun pribadi-pribadi muslim membentuk satu jamaah atau kelompok yang terdiri atas orang-orang yang memiliki komitmen untuk melaksanakan perintah Allah. Dalam tahapan ini Rosulullah mendidik para pengikutnya agar melepaskan diri dari kehidupan masyarakat jahiliyyah. Kedua kesediaan menarik diri dari kehidupan jahiliyah dan membentuk daerah muslim yang sebenarnya. Ketiga, nabi muhammad saw mendirikan negara islam di madinah. Keempat nabi muhammad saw melakukan ekspansi dakwah ke seluruh penjuru dunia. Keempat tahap ini sangat diperlukan ketika dakwah memasuki kancah politik pada zaman sekarang. Dengan memiliki tahapan yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran siasahnya, tanpa melupakan kondisi objektif baik yang menyangkut potensi internal maupun eksternal.
Dibutuhkan lebih banyak suplai air bersih untuk menggelontor air comberan dan endapannya dalam gelas tersebut. Seperti perkataan Syaikh Asy-Syahid Izzuddin Al Qossam, mujahid Palestina pada perang 1948: "Dunia Islam tengah terbakar! Marilah kita memadamkannya, walau dengan sepercik air!".

Alhamdulillah...diskusi selesai. Saya melihat ada tanda-tanda ketidakpuasan pada adik tingkat saya itu terhadap apa yang telah saya jelaskan. Itu menjadi poin penting bagi saya. Mungkin saya tidak fokus terhadap materi atau sumber yang saya cari tidak tepat. Solusinya yang tiba-tiba terpikirkan saat itu adalah memberikan satu-satunya Formulir Pendaftaran Training Kepemimpinan Pemuda Islam tanpa dia minta, dilihat ada keragu-raguan dalam dirinya kemudian yang saya katakan ”ikuti saja trainingnya, percayalah tidak ada dalam Islam saling membunuh dalam menegakan syariat Islam yang salah satu caranya melalui Siasah”. Mudah-mudahan Allah mengampuni perkataan saya dan memberikan petunjuk padanya...
Wallahu a'lam bisshawwab.

Jumat, 04 Desember 2009

Rekayasa Sosial untuk Gerakan Mahasiswa Oleh : Risma Aditiana

Rekayasa Sosial untuk Gerakan Mahasiswa
Oleh : Risma Aditiana

Hidup Mahasiswa!!! Hidup Rakyat Indonesia!!! ialah teriakan yang sering didengungkan oleh para aktifis mahasiswa. Sampai sekarang, dalam keadaan yang menunjukan “mahasiswa telah jauh dari rakyat”. Meskipun mahasiswa selalu mengatasnamakan rakyat, wacana yang diusung ternyata tanpa penguasaan dari mahasiswa sendiri. Ada apa dengan gerakan mahasiswa? Terutama pasca reformasi yang dinilai mati suri karena berjalan ditempat. Gerakan mahasiswa seperti berada dipersimpangan jalan karena tidak bisa menemukan arah gerakannya. Bergerak tapi tanpa di bangun atas sebuah kesadaran. Dengan hanya bisa berteriak seperti “menolak” kebijakan pemerintah tapi tanpa mampu menyampaikan gagasan cemerlang dan ilmiah sebagai alternatif solusi.
Oleh karena itu, pergerakan mahasiswa hari ini lebih dituntut untuk mampu menunjukan kadar intelektualnya dengan mengajukan alternatif-alternatif solusi atas berbagai permasalahan bangsa. Apalagi sekarang menghadapi zaman yang semakin berubah. Dimana keran demokrasi sudah dibuka di era reformasi, tuntutan global ternyata lebih cepat daripada tuntutan mahasiswa. Dampak terdekat dengan kita  misalnya, bahwa untuk menghadapi kampus dan mahasiswa yang semakin komersil saja kita sulit beradaptasi apalagi mengatasinya. Sudah menjadi rahasia umum sistem pendidikan sekarang  didesain sedemikian rupa sehingga kebanyakan mahasiswa apolitis. Maka dari itu kita tidak bisa menghadapinya dan menyelesaikannya dengan cara-cara konvensional serta pendekatan, yang terkadang juga tidak konkrit untuk masalah yang memang riil.
Memang benar antara harapan dan kenyataan sekarang terlalu jauh jaraknya. Jangankan  memberi solusi yang riil untuk rakyat, gerakan mahasiswa sendiri masih dilanda bencana yang termasuk problem sosial. Dimana kebanyakan mahasiswa sekarang apatis. Tidak 100 atau 900 mahasiswa namun beribu-ribu bahkan puluhan ribu mahasiswa tiap kampus dibuat apatis dengan menghilangkan konsekuensi identitasnya terutama aspek organisasional dan sosial politik. Mahasiswa disetting menjadi manusia invidulistis dengan hanya berpikir mendapatkan IPK besar dan cepat lulus. Dimensi sosial seperti aktif dalam organisasi dianggap hanya memperlama usia kuliah dan mengganggu nilai IPK. Maka dari itu, disamping kita masuk dalam kerangka memberi solusi yang riil untuk rakyat. Kita juga harus bisa merasionalisasikan pada mahasiswa umumnya mengenai situasi dan kondisi yang harus mereka hadapi.
Perlu dipahami wacana NKK/BKK Jilid 2 (baca: NKK/BKK ) semakin terasa gejalanya. Secara subtansi ruang politik dijauhkan kembali dari mahasiswa. Salah satunya pemerintah melalui kebijakan komersialisasi pendidikan, menggiring mahasiswa untuk menjauhi dan bahkan menghilangkan dimensi sosial dirinya. Kampus seperti pasar saja, dimana ada penjual dan pembeli, pendidikan hanya untuk pembeli yang mampu membayar harga yang ditetapkan oleh penjual. Akibatnya pola pikir dari mahasiswapun berubah. Jauh dari istilah memikirkan rakyat. Kampus hanya menjadi menara gading yang hanya mencetak manusia untuk menjadi tenaga kerja siap pakai dengan orientasi utama ialah materi, tanpa dimensi sosial apalagi melakukan perbaikan sosial.
Keadaan yang lebih parah, sebentar lagi kebijakan pendidikan dengan otonomi kampus akan menyandang status BHP (baca : BHP). Dampaknya sudah bisa dipastikan pada semakin mahal biaya kuliah, semakin padatnya beban kuliah dan peraturan kampus yang menekan aktivitas mahasiswa. Sehingga mahasiswa hanya akan menyentuh aspek akademis saja. Kita bisa mengevalusi BHMN (baca : BHMN) sebagai ‘pengantar BHP’  misalnya di kampus UPI. Mulai tahun 2006 dengan dibukanya jalur khusus dan jalur terbatas lalu kemudian tahun 2007 diganti kemasannya menjadi UM, biaya kuliah di UPI semakin mahal saja. Setiap tahun presentase jalur UM ditingkatkan, namun pertanyaan dasar apakah meningkatkan kualitas mahasiswa di UPI misalnya dalam hal pendidikan? Seakaan-akan enggan dijawab dan terlihat sekali kebijakan ini hanya menyentuh aspek materi finansial saja. Mengenai masalah padatnya beban kuliah, bisa kita ambil contoh, di UPI sendiri kita tanyakan pada mahasiswa baru elektro (Angkatan 2009) jalur PMDK sudah disuguhi 24 SKS. Artinya mahasiswa benar-benar diarahkan untuk sibuk di aspek akademis dengan tidak memperhatikan aspek organisasional dan sosial politik. Adapun mengenai peraturan kampus, jelas-jelas membatasi ruang gerak mahasiswa. Kebijakan tidak diperbolehkannya aktivitas jam malam misalnya—untuk organisasi kemahasiswaan—merupakan hal yang sulit dibantah sebenarnya oleh si pembuat kebijakan. Demikian kebijakan-kebijakan yang membuat mahasiswa menjadi apatis dan menjadi salah satu faktor melempemnya pergerakan mahasiswa selain faktor fragmentasi (perpecahan) karena perbedaan ideologi dan munculnya kelompok mahasiswa oportunis, yang menggadaikan idealismenya  kepada suatu kepentingan misalnya birokrasi kampus, demi kepentinganya atau golongannya.
NKK/BKK Jilid 2 juga ditunjukan oleh pemerintahan baru (SBY-Boediono). Legitimasi suara rakyat yang mengantarkan pada keabsolutan rezim sekarang ternyata tetap memperhitungkan kekuatan oposisi permanen yakni gerakan mahasiswa. Dalam pelantikannya SBY melakukan test cash dengan menahan mahasiswa Bandung (UPI dan UNPAD) dan mahasiswa Bogor (IPB) untuk tidak pergi ke Jakarta. Tujuannya ialah untuk mengukur kondisi gerakan mahasiswa. SBY mencoba memberanikan diri dengan menunjukan cakar otoriterianismenya. Rezim baru ini sudah tidak mau dikritik dan mulai refresif terhadap demonstran dengan membuat aturan-aturan yang memperlemah kekuatan oposan. Bahkan SBY berani memenjarakan kebebasan pendapat dan membatasi informasi dengan adanya RUU Rahasia Negara. Hal ini akan menghambat publik mengakses informasi-informasi penting. Bahkan bisa jadi menghambat upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Jika NKK/BKK yang diberlakukan pada tahun 1978 membuat gerakan mahasiswa menjadi lebih kritis dan pada akhirnya bisa menumbangkan rezim militer-otoriter pada tahun 1998. Seharusnya dengan adanya indikasi NKK/BKK Jilid 2 juga bisa membuat mahasiswa sekarang lebih kritis.
 Dengan kondisi permasalahan diatas, agenda perubahan sosial harus tetap dilakukan oleh gerakan mahasiswa sekarang dengan menghidupkan kembali “gerakan mahasiswa yang mati”. Menurut Hafiz  seorang mahasiswa manejemen pendidikan, sebagaimana dikutip dalam bukunya Jalaludin Rahmat yakni Rekayasa Sosial : Reformasi, Revolusi atau Manusia Besar sebelum kita mengatasi problem sosial dalam rangka rekayasa sosial kita memerlukan planned social changed (perubahan sosial yang terencana). Seperti halnya beberapa tawaran solusi yakni : pertama, merubah pola pikir mahasiswa dengan menghadirkan kondisi-kondisi riil bangsa serta merekayasa lingkungan yang mendukung terciptanya perubahan pemikiran, tindakan serta pergerakan. Kedua, dalam sel-sel kecil, setiap mahasiswa diberikan wadah pertemuan rutin, guna membahas serta mengaktualisasikan apa yang yang telah menjadi bahasan dalam wujud kerja nyata untuk menjawab permasalahan bangsa dan negara. Ketiga, mendorong setiap kebijakan publik yang dihasilkan tidak memberikan celah masuknya paham yang dapat merusak karakter mahasiswa seperti setting-an acara yang membuat mahasiswa menjadi hedonisme (selalu ingin bersenang-senang). Keempat, meningkatkan kompetisi pribadi dan kelompok dalam usaha memenangkan persaingan soft power dengan dilandasi dengan pengorbanan dan persatuan. Jangan sampai soft power tergantikan dengan pengaruh bangsa lain karena merebaknya pemikiran-pemikiran, ideologi dan isme-isme yang mengikis karakter mahasiswa sebagai pemuda Indonesia. Keempat hal demikian bisa dibangun atas trias tradition mahasiswa yang menjadi keharusan yakni membaca, menulis dan diskusi sebagai gerakan intelektual mahasiswa beserta aksinya. Wallahua’lam.

Rabu, 02 Desember 2009

FORUM SYIAR KAJSTRA KAMMI UPI

"ketika kita hidup untuk kepentingan pribadi, hidup ini tempat sangat pendek & kerdil. Ia bermula saat kita mulai mengerti dan akan berakhir bersama berakhirnya usia kita yang terbatas.
Tapi, apabila kita hidup untuk orang lain, yakin hidup untuk memperjuangkan sebuah fikrah, maka kehidupan ini terasa panjang & memiliki makna yang dalam. Ia bermula bersama melayani kehidupan
manusia dan membentang beberapa masa setelah kita berpisah dengan permukaan bumi" (sayid Quthb)
_forum Syiar Kajstra KAMMI UPI_

Selasa, 01 Desember 2009

OPEN HOUSE KAMMI Komisariat UPI

UNDANGAN: OPEN HOUSE KAMMI UPI, kamis 3 Desember 2009 @mesjid Al-furqon, lantai 3, jam 15.30-17.30 WIB: "All About KAMMI"(Pemutaran Film Jejak Perjuangan KAMMI, Silaturrahim Pengurus & mahasiswa, diskusi ke mahasiswa, kota Bandung, Jabar & Indonesia).    

Minggu, 29 November 2009

FORUM SYIAR KASTRA KAMMI UPI

ISU:
Kornet Qurban ANALISIS:
daging qurban yang hanya tahan selama tiga hari tidak bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat secara kaffah, masalahnya bencana alam. Daging Qurban bisa diberikan kepada korban bencana alam yakni dengan teknologi karnet alam yakni dengan teknologi karnet qurban. karnet bisa tahan hingga tiga tahun. Jadi, daging qurban yang tidak tahan tiga hari tidak mubazir dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. _bid.sains&teknologi KAMMI KAJSTRA UPI_

Jumat, 27 November 2009

Warisan Budaya Kader KAMMI By: Oktaridho (Kadept Kaderisasi KAMMI Komisariat UPI Bandung)






Hancurkan Zionis Israel by: Aminurasid

Begitu bejadnya sikap dan tindakan Zionis Israel yang telah menyerang negara Palestina pada Hari Raya Idul Adha pertama. Berita tersebut dapat kita lihat di eramuslim.com : "Zionis Israel melakukan serangan pada hari Jumat kemarin (27/11) di Jalur Gaza pada hari pertama hari raya Idul Adha, melukai empat orang Palestina, kata militer Israel dan pekerja medis Palestina.

Empat warga Gaza yang diduga pejuang, salah satunya menderita luka serius dalam serangan tersebut, adalah anggota Jihad Islam, kata kelompok pejuang Jihad Islam.

laporan dari lintas perbatasan menyatakan bahwa kekerasan datang diawal minggu ini dan menyarankan Israel dan Hamas bisa mendekati sebuah kesepakatan pertukaran tawanan yang akan menjamin pembebasan tentara Israel yang tertangkap.

Tetapi pejabat Hamas mengatakan perundingan tidak langsung bisa dilakukan dan akan ditunda sampai akhir hari keempat dari libur hari raya Idul Adha

KAMMI UPI (Selamat IDUL ADHA 1430 H)

"saudaraku para pejuang da'wah
Pengorbanan, da'wah, jihad, dan surga Allah merupakan
satu paket yang tidak bisa dibeli secara terpisah "Semoga
dihari raya Kurban ini bisa menjadi sarana refleksi kita untuk
muhasabah diri seberapa besar nikmat Allah untuk kita dan seberapa
kecil pengorbanan kita dalam menjalankan amanahNya. Selamat hari Raya
Idul Adha, semoga kita bisa menjadi tamu Allah di tanah suci. (KAMMI UPI)

Kamis, 26 November 2009

KAJSTRA KAMMI KOMSAT UPI

Berkorban adalah memberi dalam kekurangan. Berkorban membutuhkan perasaan cinta, berkorban memerlukan keikhlasan tanpa mengharap balasan. berkorban mengalir dari orang yang lemah, berkorban membangun respek diri. KURBAN puncak keikhlasan."SELAMAT IDUL ADHA 1430 H, semoga Allah menerima pengorbanan kita. _Kajstra KAMMI UPI_

KADERISASI KAMMI KOMSAT UPI

"Amanah adalah kewajiban dan diantaranya terdapat hak-hak orang lain". Orang-orang besar lahir kerena beban perjuangan, bukan lari dari pertempuran."mari maknai hari Idul Adha ini dengan berkorban lillahi ta'ala_ikhlaskan pemberian maaf untuk maaf untuk KAMMI_KADERISASI KOMSAT UPI_

Senin, 23 November 2009

HARI GURU By: Aminurasid (Kadep KASTRA KAMMI UPI)

Apa yang ada di dalam pikiran Anda ketika mendengar kata guru? Mungkin sebagian Anda menjawab dengan berbagai jawaban yang berbeda-beda. Ada yang menjawab guru adalah seseorang yang sangat ditakuti tapi ada juga yang menjawab guru adalah seseorang yang menyenangkan. Dilihat dari jawaban tersebut bahwa tidak semua orang mengakui guru adalah seseorang yang dapat dijadikan pahlawan. Itu disebabkan karena ada sebagian guru tidak menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga guru tersebut tidak menunjukkan seorang guru yang ideal. Artinya guru yang tidak menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku maka salah satu akibatnya yaitu dapat menimbulkan kesan yang buruk bagi murid atau peserta didik. Oleh sebab itu guru ideal adalah guru yang harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang dan juga harus memiliki sifat ikhlas. Sedangkan menurut Al-ghazali seorang guru harus memiliki beberapa sifat diantaranya adalah guru harus cerdas, sempurnya akalnya, dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlaq yang baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya.

Apa sih yang menyebabkan sebagian guru tidak menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku, terutama sebagian guru yang berada di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini maka secara otomatis banyak jawaban yang bisa diberikan. Salah satu alasannya adalah rendahnya gaji guru. Hal ini merupakan salah satu alasan sebagian guru tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan aturan. Tetapi saat ini Pemerintah Indonesia sudah mulai berusaha bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru, seperti sertifikasi guru dan meningkatkan Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN) untuk bidang pendidikan sebesar 20 persen. Kita sebagai mahasiswa seharusnya mengontrol dan mengawasi anggaran tersebut Apakah sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan semestinya. Artinya kita sebagai mahasiswa kita wajib berperan aktif dalam mengetahui, memperhatikan, dan menanggapi isu-isu atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan anggaran tersebut.

Saya yakin bahwa kita tahu tanggal 25 November 2009 merupakan hari dimana di Indonesia dijadikan hari untuk memperingati Hari Guru. Tetapi yang saya ingatkan kembali mengenai mengapa Hari Guru diperingati pada tanggal tersebut. Mengapa tidak pada tanggal 2 Mei saja diperingati sebagai Hari Guru karena pada tanggal tersebut dijadikan di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Jawabannya adalah karena pada tanggal 25 November merupakan tanggal terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), tepatnya pada 25 November 1945. Dan saya akan sedikit berbagi informasi tentang sejarah berdirinya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) yang saya dapat dari internet: http://tunas63.wordpress.com/2008/11/28/sejarah-singkat-lahir-pgri-persatuan-guru-republik-indonesia/ . inilah sejarahnya: “PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Setelah kita membaca sejarah mengenai terbentuknya PGRI tersebut maka kita sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia harus lebih giat lagi untuk meningkatkan semangat dan perjuangan para pahlawan atau guru-guru yang telah berusaha membentuk forum atau wadah tersebut. Artinya kita harus berusaha atau kita harus berpikir apa yang dapat saya kontribusikan pada saat ini untuk mengenang jasa-jasa para guru yang membentuk persatuan guru tersebut. Tetapi kondisi sekarang banyaknya mahasiswa atau rakyat Indonesia yang bercita-cita ingin menjadi guru sebagian besar hanya untuk mendapat gaji yang besar karena pemerintah Indonesia sudah menetapkan 20 persen untuk bidang pendidikan. Seharusnya tidak hanya gaji akan didapatkan dari menjadi seorang guru melainkan essensi dari seorang guru itu Apa? Yang perlu diketahui bagi para calon-calon guru. Salah satu essensi dari seorang guru adalah dapat mengajar, mendidik, dan mengembangkan potensi di peserta didik sehingga menjadi manusia yang berakhlak baik dan memiliki pengetahuan yang luas.

HARI GURU By: Aminurasid (Kadep KASTRA KAMMI UPI)

Apa yang ada di dalam pikiran Anda ketika mendengar kata guru? Mungkin sebagian Anda menjawab dengan berbagai jawaban yang berbeda-beda. Ada yang menjawab guru adalah seseorang yang sangat ditakuti tapi ada juga yang menjawab guru adalah seseorang yang menyenangkan. Dilihat dari jawaban tersebut bahwa tidak semua orang mengakui guru adalah seseorang yang dapat dijadikan pahlawan. Itu disebabkan karena ada sebagian guru tidak menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga guru tersebut tidak menunjukkan seorang guru yang ideal. Artinya guru yang tidak menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku maka salah satu akibatnya yaitu dapat menimbulkan kesan yang buruk bagi murid atau peserta didik. Oleh sebab itu guru ideal adalah guru yang harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang dan juga harus memiliki sifat ikhlas. Sedangkan menurut Al-ghazali seorang guru harus memiliki beberapa sifat diantaranya adalah guru harus cerdas, sempurnya akalnya, dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlaq yang baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya.

Apa sih yang menyebabkan sebagian guru tidak menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku, terutama sebagian guru yang berada di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini maka secara otomatis banyak jawaban yang bisa diberikan. Salah satu alasannya adalah rendahnya gaji guru. Hal ini merupakan salah satu alasan sebagian guru tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan aturan. Tetapi saat ini Pemerintah Indonesia sudah mulai berusaha bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru, seperti sertifikasi guru dan meningkatkan Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN) untuk bidang pendidikan sebesar 20 persen. Kita sebagai mahasiswa seharusnya mengontrol dan mengawasi anggaran tersebut Apakah sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan semestinya. Artinya kita sebagai mahasiswa kita wajib berperan aktif dalam mengetahui, memperhatikan, dan menanggapi isu-isu atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan anggaran tersebut.

Saya yakin bahwa kita tahu tanggal 25 November 2009 merupakan hari dimana di Indonesia dijadikan hari untuk memperingati Hari Guru. Tetapi yang saya ingatkan kembali mengenai mengapa Hari Guru diperingati pada tanggal tersebut. Mengapa tidak pada tanggal 2 Mei saja diperingati sebagai Hari Guru karena pada tanggal tersebut dijadikan di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Jawabannya adalah karena pada tanggal 25 November merupakan tanggal terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), tepatnya pada 25 November 1945. Dan saya akan sedikit berbagi informasi tentang sejarah berdirinya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) yang saya dapat dari internet: http://tunas63.wordpress.com/2008/11/28/sejarah-singkat-lahir-pgri-persatuan-guru-republik-indonesia/ . inilah sejarahnya: “PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Setelah kita membaca sejarah mengenai terbentuknya PGRI tersebut maka kita sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia harus lebih giat lagi untuk meningkatkan semangat dan perjuangan para pahlawan atau guru-guru yang telah berusaha membentuk forum atau wadah tersebut. Artinya kita harus berusaha atau kita harus berpikir apa yang dapat saya kontribusikan pada saat ini untuk mengenang jasa-jasa para guru yang membentuk persatuan guru tersebut. Tetapi kondisi sekarang banyaknya mahasiswa atau rakyat Indonesia yang bercita-cita ingin menjadi guru sebagian besar hanya untuk mendapat gaji yang besar karena pemerintah Indonesia sudah menetapkan 20 persen untuk bidang pendidikan. Seharusnya tidak hanya gaji akan didapatkan dari menjadi seorang guru melainkan essensi dari seorang guru itu Apa? Yang perlu diketahui bagi para calon-calon guru. Salah satu essensi dari seorang guru adalah dapat mengajar, mendidik, dan mengembangkan potensi di peserta didik sehingga menjadi manusia yang berakhlak baik dan memiliki pengetahuan yang luas.

Jumat, 20 November 2009

Paradigma sederhana Tentang Gerakan Perempuan Peran dan Fungsi Muslimah ala KAMMI by: Siti (staf KAJSTRA KAMMI UPI)


Berbicara tentang keperempunan, sempat beberapa kali merasa bingung apa yang mau dibicarakan .mungkin ini dikarnakan saya sendiri sebagai perempuan kurang begitu punya kepekaan terhadap masalah perempuan. Tapi ternyata kalau kita mau tekun mengamati perkembangan wacana, realitas kekinian berbicara, sangat banyak sekali pemasalahan bangsa ini. masalah politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan pada bidang-bidang kehidupan yang lain. belum kalau kita lihat perspektif bingkai islam sepertinya semua bidang tersebut status permasalahannya menjadi krisis karena segala kebijakannya tidak lagi sesuai dengan idealis kehidupan aturan islam. terlebih tidak dapat disembunyikan bahwa permasalahan kefahaman internal kita akan ajaran islam sendiri kurang begitu bagus bahkan bisa jadi statusnya jauh. Hal ini bisa kita lihat sirkulasi permasalahan perempuan  derajatnya semakin tinggi. mulai dari kasus penganiayaan buruh migrant perempun, pelecehan dan pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, tingginya kematian ibu melahirkan dan bayinya, kanker pada alat refroduksi, buta huruf, putus sekolah pada kaum perempuan, pornograpi pornoaksi dan masalah-masalah yang lain, permasalahan ini adalah permasalahan bangsa dan umat. Sehingga kalau tidak ditangani secara serius bisa jadi faktor ini adalah salah satu penyebab bobroknya bangsa karena tidak terupayakan solusinya.
          Berbicara mengenai Gerakan muslimah dalam pengertiannya sesungguhnya dalam Islam sudah ada pedoman sendiri mengenai gerakan-gerakan muslimah. Bagaimana dalam kisah para sahabat nabi dulu, sahabat perempuan juga saling bekerja sama untuk melakukan sesuatu bagi umat Islam pada umumnya. Kemudian ada sebagian kalangan yang menyatakan bahwa gerakan muslimah itu terinspirasi dari gerakan perempuan barat. Kenyataannya bukan terinspirasi akan tetapi jika ada yang baik dari barat kita dapat memperolehnya dan mungkin juga dilakukan. Belajar dari pengalaman barat tidak bertentangan dengan islam selagi apa yang diambil masih sesuai dengan aqidah islam. Hud maa shafa wada’ma kadar (ambil yang baik buang yang buruk). Kemudian mengenai gerakan feminisme, khususnya feminisme islam tidak bertentangan dengan islam. Karena perempuan muslimah pun perlu sadar dan mengetahui peluang-peluang dan hak-haknya. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari negara lain tentang gerakan muslimah ini salah satunya di Afrika Selatan sudah membuat Muslim Women Afrika, dan dari wadah itu para muslimah disana berbagi informasi dan berbagi peran.
Berangkat dari sebuah kerangka dasar bahwa muslimah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan generasi, maka pergerakan muslimah harus membuat pola dalam melakukan peran mencetak generasi dakwah yang kuat dan tangguh, landasan ini kemudian memunculkan berbagai peran bagi muslimah dalam berbaga aspek kehidupan. Baik seorang muslimah sebagai pribadi, sebagai seorang dalam keluarga, atau dalam lingkup masyarakat. namun yang akan kita bahas lebih khusus adalah peran kita sebagai seorang muslimah dalam lingkup seorang mahasiswa.
Mahasiswa Muslimah KAMMI sebagai asset masa depan, punya satu nilai lebih dari yang lainnya, yaitu sebagai mahasiswa muslimah siyasi yang gerakannya sangat diharapkan sesuai dengan visi misi atau cita-cita KAMMI; melahirkan kepemimpinan Muslimah dan membentuk masyarakat islami. Kontribusi kita sebagai elemen gerakan adalah memperbaiki umat dengan agenda-agenda perempuan walaupun dirasa belum cukup mampu untuk melaksanakanya. Ini menjadi tanggung jawab kita selaku kader muslimah KAMMI. sebagai evaluasi untuk stabilitas kontribusi muslimah KAMMI yang mungkin dirasa penyikapan terhadap isu perempuan tidak terlalu fokus digarap untuk bisa konsen didiskusikan dan diterjemahkan pada masyarakat. Maka dengan nilai lebih tadi kita sebagai kader mahasiswa muslimah siyasi, hendaknya senantiasa selalu terus belajar memenuhi muwashafat/kapasitas sebagai kader KAMMI agar gerak kita produktif  dengan amanah dimana kita ditempatkan dan sesuai dengan tuntutan marhalah/tuntutan dakwah.dan akhirnya peran awal yang harus kita benahi adalah memenuhi kapasitas individu untuk melahirkan eksistensi pergerakan. Karena ternyata, sebuah eksistensi tidak akan bisa terwujud ketika karakter kapasitas yang menggerakannya tidak dipenuhi. karnanya secara umum ada dua karakter yang harus dipenuhi:

A. Muwashafat karakter personal Kader KAMMI
1.      Memiliki pengetahuan keislaman
2.      Memiliki kredibilitas Moral
3.      Wawasan keindonesiaan
4.      Kepakaran dan profesionalisme
5.      Kepemimpinan
6.      Diplomasi dan jaringan

B. Muashafat Karakter Pergerakan Muslimah KAMMI
1. Independent (memiliki sikap yang tegas terhadap tekanan dan interfensi   
    pihak manapun)
2. Leader dalam isu keperempuanan.
3. mengedepankan solusi aplikatif
4. kerjasama dalam kemandirian (bekerjasama dengan tetap mengedepankan  
    kemandirian)
5. berdampingan dalam media (membina hubungan yang saling
    menguntungkan denga media)
6. tidak eksklusif (terbuka dalam bekerjasama dengan berbagai pihak)

Keteladanan para shabiyah sebagai uswah bagaimana seorang perempuan bergerak adalah sebuah keniscayaan fitrah perempuan yang harus kita laksanakan yaitu penyadaran diri muslimah tentang hakikat fungsinya sebagai ibu bagi keluarganya, bagi generasi dan bagi masyarakatnya. artinya peran-peran atau aktifitas nya harus berlandaskan bagaimana keluarga intinya menjadi wadah utama pembentukan manusia-manusia unggul yang baru. Karena akan menjadi sebuah ketawazunan dengan sentuhannya aktifitas publiknya sebagai inspirator, motivator dan eksekutor untuk terwujudnya generasi bangsa yang bermoral dan mandiri. Karena hal ini berkaitan dengan kabar dari Allah dari al-Qur’an yang mengutus manusia untuk menjadi khalifah
 Wallahu 'alam bisshawab.



Kamis, 12 November 2009

Rekayasa Sosial untuk Gerakan Mahasiswa Oleh : Risma Aditiana1

Manusia tidak akan pernah lepas dari problem yakni keadaan dimana terjadi perbedaan antara apa yang diinginan dan apa yang nyata. Hal ini merupakan suatu kelumrahan namun alangkah baiknya untuk dihadapi atau dicari solusinya. Demikian ada juga yang dinamakan problem sosial, yakni kondisi tertentu dalam masyarakat yang dianggap tidak enak atau mengganggu oleh sebagian anggota masyarakat dan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui upaya bersama (kolektif).
Sekarang kita berbicara mengenai gerakan mahasiswa yang sedang dilanda bencana yang termasuk problem sosial. Fenomena melempemnya pergerakan mahasiswa pasca reformasi seperti kehilangan ruh sehingga tantangan ini mesti segara dijawab. Menurut Andriadi2, fenomena ini terjadi disebabkan oleh beberapa permasalahan.
Pertama, fragmentasi yang disebabkan karena prinsip ideologi menancap pada sekelompok mahasiswa yang mengarah perbedaan idealisme, lalu mengerucut menjadi perpecahan dalam pergerakan. Saya ambil contoh di kampus UPI sampai beberapa kali adanya aksi demonstrasi mahasiswa yang terbagi menjadi dua padahal mereka menyampaikan aspirasi yang sama.
Kedua, munculnya kelompok mahasiswa oportunis. Biasanya posisi mahasiswa seperti ini dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok atau individu tertentu. Dikampus UPI sekarang, beberapa aktivis merasakan gejala seperti ini pada beberapa mahasiswa. Dimana wacana kental bahkan pernah terlontar perkataan dari seorang mahasiswa dalam suatu rapat konsolidasi, jangan sampai kita mengikuti perkataan yang wujudnya mahasiswa namun pikirannya birokrat. Ketika itu menjadi ekspresi kekesalan mahasiswa yang sedang bersebrangan dengan keinginan birokrat kampus yang mana mereka menganggap setiap informasi sehabis rapat konsolidasi cepat sekali diketahui birokrasi kampus.
Ketiga, kebanyakan mahasiswa apatis terhadap posisi dan peran sebagai agent of change. Dikampus UPI, kelompok mahasiswa ini biasanya disebut mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang) atau kalau tidak demikian mereka hanya menghabiskan waktunya dengan nongkrong-nongkrong atau kegiatan lain yang dianggap oleh para aktivis mahasiswa kurang bermanfaat.
Andriadi juga memberi tawaran yang bisa dilakukan untuk menjawab permasalahan diatas dalam rangka upaya merekonstruksi soliditas gerakan mahasiswa, yakni : pertama, membudayakan pemahaman sisi persamaan perjuangan dengan menerapkan sikap toleransi dalam perbedaan. Kedua, menjalin komunikasi antar kelompok mahasiswa. Ketiga, meruntuhkan sikap saling curiga, dengki serta menepis jauh-jauh sikap high egoisme. Keempat, mengikis infantilisme (kekanak-kanakan) mahasiswa. Kelima, membangun independensi pergerakan mahasiswa. Keenam, membangun sikap kritis dan arif dalam memandang suatu permasalahan.
Selain itu menurut Hafiz3 sebagaimana dikutip dalam bukunya Jalaludin Rahmat yakni Rekayasa Sosial : Reformasi, Revolusi atau Manusia Besar sebelum kita mengatasi problem sosial dalam rangka rekayasa sosial kita memerlukan planned social changed (perubahan sosial yang terencana). Seperti halnya beberapa tawaran solusi yakni : pertama, merubah pola pikir mahasiswa dengan menghadirkan kondisi-kondisi riil bangsa serta merekayasa lingkungan yang mendukung terciptanya perubahan pemikiran, tindakan serta pergerakan. Kedua, dalam sel-sel kecil, setiap mahasiswa diberikan wadah pertemuan rutin, guna membahas serta mengaktualisasikan apa yang yang telah menjadi bahasan dalam wujud kerja nyata untuk menjawab permasalahan bangsa dan negara. Ketiga, mendorong setiap kebijakan publik yang dihasilkan tidak memberikan celah masuknya paham yang dapat merusak karakter mahasiswa seperti setting-an acara yang membuat mahasiswa menjadi hedonisme (selalu ingin bersenang-senang). Keempat, meningkatkan kompetisi pribadi dan kelompok dalam usaha memenangkan persaingan soft power dengan dilandasi dengan pengorbanan dan persatuan. Jangan sampai soft power tergantikan dengan pengaruh bangsa lain karena merebaknya pemikiran-pemikiran, ideologi dan isme-isme yang mengikis karakter mahasiswa sebagai pemuda Indonesia. Keempat hal demikian bisa dibangun atas trias tradition mahasiswa yang menjadi keharusan yakni membaca, menulis dan diskusi sebagai gerakan intelektual mahasiswa. Wallahua’lam.

Rabu, 11 November 2009

Ada apa dengan KPK??? By: Siti Aisyah (Staf KASTRA KAMMI KOMSAT UPI)

”Ibarat kehidupan manusia, ada masa kelahiran, tumbuh, dewasa, tua dan akhirnya mati. Demikian pula dengan organisasi termasuk negara, bahkan peradaban. Dalam sejarah peradaban Islam, ada masa kebangkitan, kejayaan dan keruntuhan” (Anis Matta)
“Cicak vs Buaya”. 3 kata yang membuat mayarakat resah, tiga kata yang membuat president mengultimatum kepada berbagai pihak agar menghilangkan “Cicak vs Buaya” ini. Tentu hal ini berkaitan dengan kasus yang dialami KPK baik oleh ketuanya Antazari Azhar maupun oleh ketua sementara bibit dan chandra. Menjadi sebuah lembaga penegakan keadilan memang tidak mudah. Banyak rintangan-rintangan yang dihadapi terutama dari mereka para koruptor, segala cara dilakukan agar “aib” nya tidak terbongkar oleh KPK. fitnah memfitnah sudah jadi hal yang biasa, tanpa memperdulikan dosa atau tidak. Jika hal ini sudah terbiasa, bagaimana untuk generasi masa depan? untuk adik-adik kita atau untuk anak-anak dan cucu-cucu kita? Moralitas dipertaruhkan disini. Tidak banyak masyarakat yang “tidak lulus” dengan moralitasnya sendiri. Tergiur hanya untuk sementara.
Menjadi salah satu petugas di lembaga penegakan keadilan memang tidak mudah, mental sudah menjadi prioritas utama. Harus bisa tahan banting terhadap berbagai kecaman-kecaman, nyawa dan keluarga pun menjadi taruhannya.
Awal kasus muncul pertama kali dialami oleh ketua KPK Antazari azhar, keterlibatannya dalam cinta segi tiga dan pembunuhan nasrudin zulkarnaen. Yang sampai saat ini titik terangnya mulai bermunculan. Nangisnya antazari azhar terhadap kesaksian Williardi Wizard yang menyatakan bahwa ada menipulasi terhadap kasus yang dialami oleh Antazari membuat antazari sedikit lega. Apalagi dengan kesaksian Noviana Istri Williardi yang menyatakan hal sama bahwa ada beberapa pihak yang menekankan kepada suaminya untuk memanipulasikan kasus Antazari Azhar.
Yang paling membuat geram masyarakat adalah ketika kapolri menangkap Bibit&Chandra terhadap dugaan kasus penyuapan dan pemerasan. Ini sebab munculnya kata “cicak vs buaya”. Keresahan pun dialami oleh presiden diawal masa pemerintahan barunya. SBY kemudian membentuk TIM delapan yang diketuai oleh Adnan Buyung Nasution. Tentu kinerja tim ciptaan presiden ini harus cepat. Rakyat pun tidak tinggal diam, berbagai aksi protes dilakukan oleh berbgai kalangan masyarakat. Akhirnya kapolri pun membebaskan bibit&chandra karena dinilai belum rampung bukti-buktinya. Ini yang justru membuat citra kapolri jadi semakin buruk dihadapan rakyat. Menurut sumber Pikiran Rakyat ada 4 kesimpulan polisi tidak punya cukup bukti untuk menjerat bibit dan chandra. Pertama polri tidak memiliki bukti yang cukup untuk mendakwa Bibit dan Chandra ke pangadilan. Dua andai kata ada tindak pidana, aliran dana dari Anggodo Widjojo ke Ary Muladi terputus. Tidak ada bukti yang menyatakan uang tersebut sampai ke tangan pimpinan KPK. Ketiga andai kata dipaksa dengan dakwaan penyalahgunaan wewenang, juga lemah karena menggunakan pasal karet. Keempat apa yang dilakukan chandra terkait dengan pencekalan Anggoro sudah lazim di KPK sehingga tidak perlu dipersoalkan. Sudah tentu bukti-bukti itu membuat rakyat semakin geram apalagi dengan tampilnya Anggodo di salah satu stasiun tv tidak membuat masyarakat merasa kasihan terhadapnya. Malah itu membuat Gerakan Masyarakat Mendukung KPK melakukan aksi di bundaran HI, lucunya dalam aksi itu dipampangkan poster Anggodo Widjojo berseragam polisi. Pada kasus ini diharapakan dapat menjadi pintu masuk untuk membersihkan sistem hukum di indonesia dari praktik-praktik mafia.
Peran serta pemuda tentu sangat diharapkan agar tidak menjadi contoh bagi mereka nanti. Rahasia Kesuksesan kebangkitan Islam adalah manakala syarat-syarat tegaknya Islam di kali pertamanya bisa dipenuhi kembali. Menyangkut hari pahlawan 10 November ini tentu akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mengenai makna pahlawan itu sendiri dalam tubuh lembaga penegakan hukum di Indonesia. Kini masyarakat sangat membutuhkan sosok pahlawan. Ketika terjadi rivalitas antara polri, kejagung, dan KPK, masyarakat berusaha menemukan sosok pahlawan itu dalam wujud tokoh-tokoh yang menghuni ke tiga institusi penegakan hukum tadi.
Saat ini masyarakat seperti menjadi penonton pertunjukan drama raksasa antara Polri, kejagung dan KPK yang endingnya pun belum terlihat. Malah masing-masing berargumentasi dengan data, testimoni dan keterangan saksi. Dimanakah para pahlawan kini??

Ada apa dengan KPK??? By: Siti Aisyah (Staf KASTRA KAMMI KOMSAT UPI)

”Ibarat kehidupan manusia, ada masa kelahiran, tumbuh, dewasa, tua dan akhirnya mati. Demikian pula dengan organisasi termasuk negara, bahkan peradaban. Dalam sejarah peradaban Islam, ada masa kebangkitan, kejayaan dan keruntuhan” (Anis Matta)
“Cicak vs Buaya”. 3 kata yang membuat mayarakat resah, tiga kata yang membuat president mengultimatum kepada berbagai pihak agar menghilangkan “Cicak vs Buaya” ini. Tentu hal ini berkaitan dengan kasus yang dialami KPK baik oleh ketuanya Antazari Azhar maupun oleh ketua sementara bibit dan chandra. Menjadi sebuah lembaga penegakan keadilan memang tidak mudah. Banyak rintangan-rintangan yang dihadapi terutama dari mereka para koruptor, segala cara dilakukan agar “aib” nya tidak terbongkar oleh KPK. fitnah memfitnah sudah jadi hal yang biasa, tanpa memperdulikan dosa atau tidak. Jika hal ini sudah terbiasa, bagaimana untuk generasi masa depan? untuk adik-adik kita atau untuk anak-anak dan cucu-cucu kita? Moralitas dipertaruhkan disini. Tidak banyak masyarakat yang “tidak lulus” dengan moralitasnya sendiri. Tergiur hanya untuk sementara.
Menjadi salah satu petugas di lembaga penegakan keadilan memang tidak mudah, mental sudah menjadi prioritas utama. Harus bisa tahan banting terhadap berbagai kecaman-kecaman, nyawa dan keluarga pun menjadi taruhannya.
Awal kasus muncul pertama kali dialami oleh ketua KPK Antazari azhar, keterlibatannya dalam cinta segi tiga dan pembunuhan nasrudin zulkarnaen. Yang sampai saat ini titik terangnya mulai bermunculan. Nangisnya antazari azhar terhadap kesaksian Williardi Wizard yang menyatakan bahwa ada menipulasi terhadap kasus yang dialami oleh Antazari membuat antazari sedikit lega. Apalagi dengan kesaksian Noviana Istri Williardi yang menyatakan hal sama bahwa ada beberapa pihak yang menekankan kepada suaminya untuk memanipulasikan kasus Antazari Azhar.
Yang paling membuat geram masyarakat adalah ketika kapolri menangkap Bibit&Chandra terhadap dugaan kasus penyuapan dan pemerasan. Ini sebab munculnya kata “cicak vs buaya”. Keresahan pun dialami oleh presiden diawal masa pemerintahan barunya. SBY kemudian membentuk TIM delapan yang diketuai oleh Adnan Buyung Nasution. Tentu kinerja tim ciptaan presiden ini harus cepat. Rakyat pun tidak tinggal diam, berbagai aksi protes dilakukan oleh berbgai kalangan masyarakat. Akhirnya kapolri pun membebaskan bibit&chandra karena dinilai belum rampung bukti-buktinya. Ini yang justru membuat citra kapolri jadi semakin buruk dihadapan rakyat. Menurut sumber Pikiran Rakyat ada 4 kesimpulan polisi tidak punya cukup bukti untuk menjerat bibit dan chandra. Pertama polri tidak memiliki bukti yang cukup untuk mendakwa Bibit dan Chandra ke pangadilan. Dua andai kata ada tindak pidana, aliran dana dari Anggodo Widjojo ke Ary Muladi terputus. Tidak ada bukti yang menyatakan uang tersebut sampai ke tangan pimpinan KPK. Ketiga andai kata dipaksa dengan dakwaan penyalahgunaan wewenang, juga lemah karena menggunakan pasal karet. Keempat apa yang dilakukan chandra terkait dengan pencekalan Anggoro sudah lazim di KPK sehingga tidak perlu dipersoalkan. Sudah tentu bukti-bukti itu membuat rakyat semakin geram apalagi dengan tampilnya Anggodo di salah satu stasiun tv tidak membuat masyarakat merasa kasihan terhadapnya. Malah itu membuat Gerakan Masyarakat Mendukung KPK melakukan aksi di bundaran HI, lucunya dalam aksi itu dipampangkan poster Anggodo Widjojo berseragam polisi. Pada kasus ini diharapakan dapat menjadi pintu masuk untuk membersihkan sistem hukum di indonesia dari praktik-praktik mafia.
Peran serta pemuda tentu sangat diharapkan agar tidak menjadi contoh bagi mereka nanti. Rahasia Kesuksesan kebangkitan Islam adalah manakala syarat-syarat tegaknya Islam di kali pertamanya bisa dipenuhi kembali. Menyangkut hari pahlawan 10 November ini tentu akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mengenai makna pahlawan itu sendiri dalam tubuh lembaga penegakan hukum di Indonesia. Kini masyarakat sangat membutuhkan sosok pahlawan. Ketika terjadi rivalitas antara polri, kejagung, dan KPK, masyarakat berusaha menemukan sosok pahlawan itu dalam wujud tokoh-tokoh yang menghuni ke tiga institusi penegakan hukum tadi.
Saat ini masyarakat seperti menjadi penonton pertunjukan drama raksasa antara Polri, kejagung dan KPK yang endingnya pun belum terlihat. Malah masing-masing berargumentasi dengan data, testimoni dan keterangan saksi. Dimanakah para pahlawan kini??

Selasa, 10 November 2009

Guru Besar PTIK: Jangan Biarkan Anggodo Bebas (Indra Subagja - detikNews)

Jakarta - Polisi diingatkan agar jangan membiarkan Anggodo Widjojo melenggang bebas. Rekaman yang diputar di Mahkamah Konstitusi (MK) telah menunjukkan peran yang dimainkan adik buron KPK Anggoro Widjojo itu.

"Jadi kalau dalam pengamatan saya, sudah cukup yuridis maupun tuntutan sosial masyarakat," jelas Guru Besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Farouk Muhamad melalui telepon, Rabu (11/11/2009).

Dia menilai masyarakat sudah teryakini, bila apa yang diperdengarkan di rekaman adalah sesuatu yang tidak layak.

"Anggodo jangan dibiarkan. Penegak hukum harus carikan perangkat hukum," imbuhnya.

Secara hukum dan fakta yuridis, ada beberapa indikasi yang bisa ditunjuk kepolisian untuk menunggu alat bukti. "Ada beberapa pertimbangan, kalau mencemarkan nama baik presiden itu kurang kuat, karena dilakukan di dalam percakapan telepon. Tapi bisa dengan percobaan penyuapan," imbuhnya.

Tapi beratnya, bila polisi menjerat dengan pasal penyuapan, akan ada dilema yang dihadapi. "Di lain pihak polisi akan ingin menjerat pihak lain, pimpinan KPK dengan pemerasan. Jadi lucu saja kalau kemudian polisi menuntut Anggodo untuk penyuapan. Jadi saya khawatir polisi berat menahan Anggodo," tutupnya.
(ndr/iy)

KAJIAN KASTRA KAMMI KOMSAT UPI

Hadirilah kajian KASTRA KAMMI KOMSAT UPI, tentang Hari Pahlawan, dengan Tema: "Mencari Spirit untuk Kebangkitan Indonesia"pada tanggal 11 November 2009, @belakang partere, pada pukul 16.00 s/d 17.30 WIB, dengan narasumber: 1. Susadi Nario (Ketua KAMMI KOMSAT UPI Periode 2009/2010), 2. Hesti (Ketua GEMA PENA), dan 3. Andi (Ketua FMN).
NB : Terbuka untuk Umum

Senin, 09 November 2009

Hari Pahlawan By Aminurasid (KAJSTRA KOMSAT KAMMI UPI)

Kita tahu bahwa tanggal 10 November 1945 pihak Inggris yang berada di Indonesia mengeluarkan ultimatum kepada pihak dan rakyat Indonesia yang berada di Surabaya secara umum harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang telah ditentukan dan menyerahkan diri. Batas ultimatum pada tanggal 10 November 1945 pukul 6 pagi.
Tetapi tanggapan pejuang dan rakyat Indonesia tidak bersedia menerima ultimatum dari pihak Inggris karena rakyat dan pejuang Indonesia mengetahui bahwa rakyat Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dan juga pada saat itu sedah terbentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan juga masih banyak kumpulan-kumpulan (sekelompok orang) yang telah siap mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 10 November 1945 pagi di Surabaya pihak Inggris telah menghujani bom di daerah tersebut dengan mengerahkan 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah kapal perang.
Tetapi serangan tersebut juga mendapat respon dari pejuang dan rakyat Indonesia khususnya pemuda Surabaya dengan semangat berkobar dan rela berkorban nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan masih banyak lagi elemen rakyat yang membantu dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Presiden Minta Depag Sigap

SELASA, 10 NOVEMBER 2009 | 04:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Departemen Agama sebagai penyelenggara ibadah haji merespons dengan sigap kompleksitas persoalan yang muncul seiring pembangunan dan perubahan di Arab Saudi.

Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu dalam pengantar rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/11). ”Seiring pembangunan dan perubahan di Arab Saudi, sering kali kita jumpai kebijakan dan peraturan yang berubah. Tentu memerlukan penyesuaian untuk merespons perubahan peraturan dan kebijakan itu,” ujar Presiden.

Presiden mencontohkan, pengembangan kota Mekkah dan Madinah tentu berakibat terhadap pemondokan jemaah haji, manajemen transportasi, dan sebagainya. ”Sepertinya tidak terlalu besar persoalannya, tetapi pada praktiknya persoalan itu juga cukup kompleks. Belum lagi masalah-masalah teknis yang ada di Tanah Suci itu sendiri,” ujarnya.

Seusai rapat terbatas, Menteri Agama Suryadharma Ali menuturkan, salah satu perbaikan yang dilakukan adalah pemondokan untuk jemaah haji.

Pada lingkar pertama, jarak terjauh pemondokan dari Masjidil Haram adalah 2 kilometer, sedangkan pada lingkar dua, jarak terjauh 7 kilometer. Tahun ini pemondokan yang berjarak hingga 2 kilometer ada 115 rumah, meningkat dari 81 rumah pada tahun 2008.

Pemondokan berjarak 5-7 kilometer pada 2009 berkurang dibandingkan dengan 2008. ”Tak ada jemaah untuk jarak yang lebih dari 7 kilometer,” katanya.

Mekkah mulai macet

Seiring semakin dekatnya puncak pelaksanaan ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah pada 26 November mendatang, jemaah haji dari berbagai pelosok dunia mulai memadati Mekkah. Kondisi tersebut membuat kemacetan di jalan-jalan di Mekkah.

Menurut Kepala Daerah Kerja Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Mekkah Subakin Abdul Muthalib di Mekkah saat dihubungi Kompas dari Jakarta, Senin, jemaah haji Indonesia gelombang pertama yang sudah ada di Madinah mulai bergerak menuju Mekkah. Jemaah Indonesia ditargetkan paling akhir sampai di Mekkah pada 15 November.

”Begitu sampai di Mekkah, mereka langsung ditempatkan di pemondokan yang tersebar di 70 maktab (kelompok pemondokan) yang dikelola muassasah (lembaga layanan jemaah haji) Asia Tenggara,” katanya. (DAY/MZW)